orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Pramoedya Ananta Toer)

About Me

My photo
seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki

Anda pengunjung ke:

Wednesday, September 26, 2012

aku rindu manusia

apalah yang kau impikan?
Segala tak lagi samar
dibiarkan dan jadi wajar
padahal, kurang ajar

kebangsaan?
Atas nama persaudaraan yang entah
atau atas nama koalisi
atau rekanan atau apalah...
lupakan,
lupakanlah kebangsaan
sebab ketimpangan lebih menguntungkan

kemanusiaan?
Apalagi, enyahkan saja
selagi keterasingan tak lagi sebagai wabah
karena wajar saja
Darwinis sosial lebih berarti
daripada Ketuhanan Yang Maha Esa,
persaingan adalah yang utama
sekedar untuk bertahan hidup
atau mempertahankan harga diri
hingga lupa akan jati diri
persaingan adalah wajar
hingga ketimpangan dirasa perlu
ada dan dipelihara

jalanan jadi kurang ajar
sama seperti didalam pagar
tabiat hedon adalah gambar
sama kurang wajar

atau
otakku
yang memang
kurang wajar?

Aku rindu
ketemu manusia

Friday, September 21, 2012

kemarin tentang suatu saat

kemarin itu
ku sulut sebatang
lalu,
mulai menghimpun kata

ada kerinduan mengendap
tak pernah terjawab
tentang suatu saat:

sejenak,
luangkan waktu
sekedar bercakap
menjawab setiap tanya
tentang hari ini, kemarin
dan sebelumnya
tentang arti tatapan mata
dan senyuman
atau
tentang sesudah kerinduan
atau entah apa
lalu, kembali bernyanyi
tembang patah hati

Wednesday, September 19, 2012

Kiri seksi

jalanan jadi kurang ajar
sama seperti didalam pagar
tabiat hedon adalah gambar
sama kurang wajar
...................................................................................
ada banyak mata diangkasa
kira-kira siapa yang punya
juga dengan telinga,
sepertinya telinga yang gerah
merekam tiap-tiap gerak

panggung sandiwara
jadi penuh curiga

aku,
tertawa

aku,
seperti menjelma
jadi Ernesto Guevara
diawasi bak narapidana politik
atau penyakit masyarakat lainnya
ya, penyakit bagi kemapanan,
masyarakat yang mapan
bermanja-manja dalam kebodohan.
Jadi Tan Malaka
senantiasa menghujat
imperialisme yang serakah

baiklah,
kita ulang saja
masa kanak-kanak
berlagak jadi mafia
lalu detektif-detektifan
silahkan saja
ambil posisi sebagai mafia
gagah-keren sebab punya peran utama
tapi, dalam hati aku berkata:
kiri lebih seksi

Tuesday, September 18, 2012

pingin seperti rajawali

jalanan jadi kurang ajar
sama seperti didalam pagar
tabiat hedon adalah gambar
sama kurang wajar
...................................................................................
sekali ini
kepingin nikmati imaji
lepas-bebas dari realitas dan idealitas
kedua ini jika ketemu jadi perdebatan kosong

tidak ada yang ideal dalam kenyataan,
katanya "semua harus serba adaptasi"
padahal omongan ini juga merupakan ide, gagasan

omong kosong bukan?

sekali ini
kepingin nikmati imaji
terbang tinggi seperti rajawali

Thursday, September 13, 2012

Nisan sang penyaksi

jalanan jadi kurang ajar
sama seperti didalam pagar
tabiat hedon adalah gambar
sama kurang wajar
...................................................................................
ada kesepakatan diam
sembunyi dibalik gerik-tingkah
diamati, jadi tontonan
sekalian direkam jadi sajak:

adalah obrolan kacau kekanak-kanakkan
menyelinap
diantara hiruk-tawa dan canda anak-anak
didengar-direkam jadi sajak
nanti dipahat pada batu pualam
lalu jadi nisan:
tanda pernah terlibat dalam kesaksian

Wajah

kita datang berwajah-wajah, hanya untuk sekedar mengenal satu sama lain, nanti juga kita kembalikan, tanpa tangis tanpa senyuman.
jadi, jangan hanya mabuk dan terkapar diatas ranjang, sembari merencanakan wajah apa yang nanti kita kenakan. Wajahmu, wajahku atau wajah-wajah lain yang menghias wajah-wajah ini.

mengingat barisan do'a menghadapkan wajah kepada Tuhan Pencipta seluruh langit dan bumi dengan penuh kepasrahan, memohon petunjuk kepada Yang berhak mengampuni segala dosa.

"wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardh hanifammusliman wa maa anaa minal musyrikiina..."