orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Pramoedya Ananta Toer)

About Me

My photo
seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki

Anda pengunjung ke:

Friday, August 28, 2015

Membaca lagi sajak pengganti tangis

kubacai lagi, dan sekali lagi
berulang kali:

pernah nulis sejudul sajak
sekedar tuk kuatkan hati

betapa perih-jernih
kenangan tersaji
~senyum kau kulum diujung sana
melintas dibawah cempaka

kekasihmu waktu itu
menunggui diujung yang lain
dalam ruang bekas gudang;
pun aku lagi ngopi nenangin hati

waktu itu
kita dipisah oleh gerimis
lalu kutulis sajak pengganti tangis

Wednesday, August 26, 2015

Masihkah (Jika kau jadi aku)

Jika kau jadi aku

dapatkah kau gambarkan
keremangan hati yang tertikam sepi?
Dapatkah kau jelaskan
beratnya beban harapan dan kesedihan?

Sekali ingin kau jadi aku
bersemayam dalam sunyi
ditindas sepi

jika kau jadi aku

masihkah jerit
akan kau simpan-kau redam?
Atau malah meluap
dalam perihnya-dukanya?

Masihkah doa-doa kau lantunkan,
Sekedar redam keangkuhan malam?

Jika aku jadi engkau
maka aku akan tau-mengerti:
resah-harap yang kau jelmakan
dalam puisi

Friday, January 9, 2015

nyanyian hati

sekali ingin terhindar
dari sakit yang berlebih

tentu ada jeda dalam perang
sekedar mengusap luka,
dan
hadirmu lewat sajak
adalah pelita
mengajak untuk kembali
dalam damai-cinta

gerimis jadi tambah romantis
mendung tak lagi murung
mengeja setiap rasa
hati ini berdendang, sayang

Thursday, January 8, 2015

Ketika lepas dari kebekuan

cangkir ini...
menampung pekatnya rasa

rasa yang tertuang dari rangkaian pesan
jadilah ia kerinduan semacam penasaran
kutemukan dipermukaannya:
tarian-tarian membayang


bagaimana mungkin tidak tergoda
oleh aroma harum yang hangat menyapa?
Hingga kembali akrabi malam
bersiasat untuk sebuah perjumpaan

cheers...

Rasa (yang) mengalun merdu

dihidang kopi sore dan serangkai doa
ada rasa: entah rindu atau apa

tiba-tiba saja,
kehadiranmu serupa abjad

sekali ingin kukenal
lewat baris-baris kata

ketika sampai pada nada:
"Symphoni yang indah"
serasa kau mengajakku untuk berdansa

Dalam kesadaran

malam,
nyampai juga pada suatu ketika
suatu ketika yang dulu pernah kita terka

meski sadar,
aku bukan tukang ramal
maupun cenayang
tapi,
sampai juga langkah ini pada 'suatu ketika'


disini kini kita berada:
'suatu ketika' kau datang hanya bayang