orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Pramoedya Ananta Toer)

About Me

My photo
seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki

Anda pengunjung ke:

Friday, August 31, 2012

Tangis dan hujan

Apa yang mesti ditangisi dari hujan?
Rintiknya jatuh menghapus segala yang gersang

sekali ini kutemui
tingkah jujur yang mengalir
basahi rumput-dedaunan
diserap akar dan kehidupan
sebelum menuang
dalam gelas-cangkir kita

ada sepatah tanya
terapung dipermainkan angin
lalu kita mulai
cari jawab
lewat ranting-ranting sungai
sebelum haus menyudahinya

apa yang mesti ditangisi dari hujan?

Jati diri Indonesia

Berpikir:

tentang nasionalisme yang mengendap dalam cangkir kedaulatan
atau hanya sekedar jadi benteng kemapanan
tanpa ada upaya perjuangan bagi rakyat jelata
dan
kebangsaan itu kembali ditempa, di atas tanah merdeka

membaca lagi sila kelima
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
~cita-cita bangsa,
atau harus
mendaur ulang rasa kebangsaan
berangkat dari awal

yang benar-benar awal
dimana mula kebangsaan dinyatakan:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

dimana Soekarno pun pernah bilang:
“Nasionalisme kita haruslah nasionalisme yang tidak mencari gebyarnya atau kilaunya negeri keluar saja, tetapi haruslah mencari selamatnya manusia.. Nasionalisme kita haruslah lahir daripada ‘menselijkheid’. Nasionalismeku adalah nasionalisme kemanusiaan, begitulah Gandhi berkata,

Nasionalisme kita, oleh karenanya, haruslah nasionalisme yang dengan perkataan baru yang kami sebut: sosio-nasionalisme. Dan demokrasi yang harus kita cita-citakan haruslah demokrasi yang kami sebutkan: sosio-demokrasi”.
..................................................................................................................
“Nasionalis yang sejati, yang cintanya pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas susunan ekonomi-dunia dan riwayat, dan bukan semata-mata timbul dari kesombongan bangsa belaka. Nasionalis yang bukan chauvinis, tidak boleh tidak, haruslah menolak segala paham pengecualian yang sempit budi itu. Nasionalis yang sejati yang nasionalismenya itu bukan semata-mata suatu copy atau tiruan dari nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan, nasionalis yang menerima rasa nasionalismenya itu sebagai suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu bakti. Baginya, maka rasa cinta bangsa itu adalah lebar dan luas, dengan memberi tempat pada segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.” (Soekarno, 1964).
..................................................................................................................
“Nasionalisme Eropa ialah suatu nasionalisme yang bersifat menyerang, suatu nasionalisme yang mengejar keperluan sendiri, suatu nasionalisme perdagangan yang untung atau rugi, dan nasionalisme semacam itu akhirnya pastilah binasa,”
....................................................................................................................

tentu,
nasionalisme
yang memberi kemanusiaan didalam setiap jiwa
bukan sekedar kebanggan semu
nasionalisme
yang memberi cinta kepada setiap jiwa
hingga mau-tanpa ragu memperjuangkan
perbaikan hidup bagi sesama.
Merdeka.