sekali ingin terhindar
dari sakit yang berlebih
tentu ada jeda dalam perang
sekedar mengusap luka,
dan
hadirmu lewat sajak
adalah pelita
mengajak untuk kembali
dalam damai-cinta
gerimis jadi tambah romantis
mendung tak lagi murung
mengeja setiap rasa
hati ini berdendang, sayang
About Me
- Yoehan Rianto Prasetyo
- seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki
Anda pengunjung ke:
Friday, January 9, 2015
Thursday, January 8, 2015
Ketika lepas dari kebekuan
cangkir ini...
menampung pekatnya rasa
rasa yang tertuang dari rangkaian pesan
jadilah ia kerinduan semacam penasaran
kutemukan dipermukaannya:
tarian-tarian membayang
menampung pekatnya rasa
rasa yang tertuang dari rangkaian pesan
jadilah ia kerinduan semacam penasaran
kutemukan dipermukaannya:
tarian-tarian membayang
bagaimana mungkin tidak tergoda
oleh aroma harum yang hangat menyapa?
Hingga kembali akrabi malam
bersiasat untuk sebuah perjumpaan
cheers...
oleh aroma harum yang hangat menyapa?
Hingga kembali akrabi malam
bersiasat untuk sebuah perjumpaan
cheers...
Rasa (yang) mengalun merdu
dihidang kopi sore dan serangkai doa
ada rasa: entah rindu atau apa
tiba-tiba saja,
kehadiranmu serupa abjad
ada rasa: entah rindu atau apa
tiba-tiba saja,
kehadiranmu serupa abjad
Dalam kesadaran
malam,
nyampai juga pada suatu ketika
suatu ketika yang dulu pernah kita terka
meski sadar,
aku bukan tukang ramal maupun cenayang
tapi,
sampai juga langkah ini pada 'suatu ketika'
nyampai juga pada suatu ketika
suatu ketika yang dulu pernah kita terka
meski sadar,
aku bukan tukang ramal maupun cenayang
tapi,
sampai juga langkah ini pada 'suatu ketika'
disini kini kita berada:
'suatu ketika' kau datang hanya bayang
'suatu ketika' kau datang hanya bayang
Subscribe to:
Posts (Atom)