berdzikir
dalam keheningan
agungkan kuasa suci
sujudku berserah
ya Rabb segala puji ku panjatkan
hanya kepadaMulah aku memohon
dalam lindunganmu sujudku
subhaana
Rabbiyal a'laa wabihamdihi
About Me
- Yoehan Rianto Prasetyo
- seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki
Anda pengunjung ke:
Saturday, September 18, 2010
pulang
surat kecil cinta
siang, teriknya merubah segala jadi muram
gerah dan menyengat
tapi penuh warna
jalan panjang beraspal
menjadi hamparan kerontang
tiada kenal ampun
mencampur segala yang ada
debu
dalam hembusannya itu
sertakan serpih-serpih sisa hidup
sisa hidup
inilah
yang tiada akan kita bawa
hingga ke surga
sisa hidup, mengapung
berhambur
tiada ikut gugur
saat jasad terkubur
biarlah segala tertinggal dalam hidup
iklaskan segala yang pernah kita punya
termasuk cinta
sebab
… tiada janji dan jumpa di surga
karena di surga tiada kita kan perlu asmara
asmara cuman lahir di bumi
dimana segala berujung ditanah mati…
terima saja
segala yang kita punya hari ini
esok atau lusa pastilah kita lepas lagi
kekasih
sudah dari awal aku iklas kau pergi
manusia tidak berbondong-bondong
datang ke bumi
kita lahir seorang demi seorang
lalu pergi seorang demi seorang
kekasih
iklaskanlah cinta dalam hidup ini
kenangan
kenangan oh kenangan
datang serupa duka
kadang pula membuatku gembira
meski tiada bahagia
kenangan
disana kita pernah tertawa
menangis pula kita disana
menahan ngeri hari depan
kenangan
seperti bunga yang hendak mekar
lalu kita cumbui ia dalam lamunan
sebelum kembali hilang
termakan jaman
datang serupa duka
kadang pula membuatku gembira
meski tiada bahagia
kenangan
disana kita pernah tertawa
menangis pula kita disana
menahan ngeri hari depan
kenangan
seperti bunga yang hendak mekar
lalu kita cumbui ia dalam lamunan
sebelum kembali hilang
termakan jaman
kepada kawan
datanglah kawan
hanya kepadaku
jika jaman telah letih mengurusimu
datanglah
bersama
kita seduh kembali segala angan
tumpah ruah dalam harumnya persahabatan
secangkir nikmat memanglah milik bersama
ambilah jika dahaga menyeruak
muak oleh keadaan
datanglah kawan
aku selalu menunggu
dengan segala hormat
akan kusambut kau dengan senyuman
sebagai ganti belati dan tikaman
kawan,
hidup memanglah membosankan
dengan segenap rasa takut,
sakit dan keputusasaan
datanglah jika kau telah bosan
akupun telah bosan menunggumu kawan
seperti bosanku
untuk selalu takut dan putus asa
kawan,
bersama kita kan buang segala hal yang membosankan
lalu berdiri menantang
coba melawan
datanglah
sebagai kawan
bukan sebagai pedang
hanya kepadaku
jika jaman telah letih mengurusimu
datanglah
bersama
kita seduh kembali segala angan
tumpah ruah dalam harumnya persahabatan
secangkir nikmat memanglah milik bersama
ambilah jika dahaga menyeruak
muak oleh keadaan
datanglah kawan
aku selalu menunggu
dengan segala hormat
akan kusambut kau dengan senyuman
sebagai ganti belati dan tikaman
kawan,
hidup memanglah membosankan
dengan segenap rasa takut,
sakit dan keputusasaan
datanglah jika kau telah bosan
akupun telah bosan menunggumu kawan
seperti bosanku
untuk selalu takut dan putus asa
kawan,
bersama kita kan buang segala hal yang membosankan
lalu berdiri menantang
coba melawan
datanglah
sebagai kawan
bukan sebagai pedang
cinta untukmu
malam telah benar-benar hitam
saat ku sebrangi sunyi
aku menantimu
di ujung senja tadi
tapi kau tiada datang jua
maka aku pergi
kembali menyeberangi sunyi
sembari menerka:
apa sebenarnya yang kau pilih
malam, sepinya telah jadi belati
menghujamkan perih di hati
aku pergi
seberangi sunyi
sampan ku dayung sendiri
dalam kesadaran
sajakku berkata:
cinta adalah kesanggupan
mencintai bintang harus jadi malam
mencintai air harus jadi sungai
mencintai angin harus jadi udara
mencintai belantara harus jadi gunung
mencintai bunga harus jadi harum
mencintai kamu haruslah menjadi aku
aku
orang malam yang tiada berpedang
hanya berpegang pada keyakinan
malam telah benar-benar hitam
aku menari bersama bayang-bayang
saat ku sebrangi sunyi
aku menantimu
di ujung senja tadi
tapi kau tiada datang jua
maka aku pergi
kembali menyeberangi sunyi
sembari menerka:
apa sebenarnya yang kau pilih
malam, sepinya telah jadi belati
menghujamkan perih di hati
aku pergi
seberangi sunyi
sampan ku dayung sendiri
dalam kesadaran
sajakku berkata:
cinta adalah kesanggupan
mencintai bintang harus jadi malam
mencintai air harus jadi sungai
mencintai angin harus jadi udara
mencintai belantara harus jadi gunung
mencintai bunga harus jadi harum
mencintai kamu haruslah menjadi aku
aku
orang malam yang tiada berpedang
hanya berpegang pada keyakinan
malam telah benar-benar hitam
aku menari bersama bayang-bayang
Sunday, September 5, 2010
cincin
Subscribe to:
Posts (Atom)