Menghindar dari kepalsuan
adalah terbangun pada malam
tunduk-akrab pada sebentuk kehadiran
yang tak hilang, pun 'tika siang
~hanya saja para pengkhotbah gemar beretorika
dan
'tika siang pula
rakus-serakah jadi gemar tebar fitnah
pada malam
yang bukan hanya milik para bintang
bukan pula wilayah berkuasanya keheningan
jadi awal akrab-kepatuhan pada sebentuk kehadiran
kesejatian yang kerab terlupakan
sebentuk kehadiran:
jawaban segala resah dan kesah
(terkadang saja, atau malah seringnya
hanya disadari sebagai dongeng belaka)
... berkenalan dulu,
aku,
bukanlah wali atau nabi
ustadpun bukan, pun tidak sakti
dosaku masih banyak dan akan makin banyak
sebab aku goblok dalam ketololanku
aku bukan manusia suci pilihan
sebagaimana para nabi dan wali
aku masih goblok
sebagaimana kegoblokkanku
untuk terus menambah dosa
seperti ketika~maaf bercerita:
pada suatu peristiwa
mungkin akan kuingat sepanjang masa
dimana kutemui ketidak adilan
dan kejamnya realitas sosial-asmara
betapa kejam aku diperlakukan
hingga tanpa sadar
entah, mungkin lantaran marah-kebingungan
kukatakan saja:
aku bersumpah
kutunggu mereka dineraka
"astaga!"
siksa api neraka yang tak terbayangkan
tiadalah mungkin sanggup ku terima,
betapa bodohnya
dan
masih juga kucari keadilan:
mempertanyakan keadilan ditiap-tiap do'a
yang kunyanyikan siang-malam
padahal sudah seharusnya aku sadar
kepada Yang Maha Adil aku senantiasa bersandar:
Ya Allah
hanya kepadaMulah aku memohon
hanya kepadaMulah aku berlindung
Kaulah yang berkuasa atas hidup dan matiku
Ya Allah, ampunilah aku
aku memohon kepadaMu
ketika orang-orang berebut kuasa
banyak yang hilang arah
fitnah jadi senjata
hidup jadi penuh tipu daya
hanya kepadaMulah Ya Allah
kuharap tuntunan melangkah
Ya Allah
anugerahkanlah ikhlas-ketabahan
jika memang pahit-getir yang kusandang
dari sikap-perlakuan mereka yang kejam
adalah ketetapan
aku tunduk-pasrah
jika itu adalah keadilan-Mu
harapku adalah kemudahan dari-Mu
Pada malam
yang telah biasa kukenal
'tika penghancuran akhlak jadi legal-lumrah
dan kesesatan ramai diharapkan
kesesatan disambut riang gembira
sebagai keberhasilan yang (dianggap) nyata
ijinkanlah,
ijinkanlah aku bertanya-tanya dari atas sajadah
About Me
- Yoehan Rianto Prasetyo
- seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki
Anda pengunjung ke:
Sunday, June 17, 2012
Tuesday, June 12, 2012
sajak dihari selasa, tanggal 12 Juni 2012
daun,
sehelai runtuh
mendung jenuh
nunggu petir belum juga hadir
kepada yang hilang ingin dikenang
kulantunkan nyanyi sembari ingat
sebentuk senyum sapa yang ramah
hatimu
harapku dulu, tempat berteduh
tempat bersemayam kalimat-kalimat rayu
kini, tak lagi ruang tersisa
~coba pahami:
kutemui kini
diriku sendiri-menyendiri
diluar pagar harapan berkibar
larut dengan irama juang jalanan
daun, sehelai saja yang runtuh
ikhlas korbankan diri
demi tanah pertiwi
biar subur dan rakyat makmur
sehelai runtuh
mendung jenuh
nunggu petir belum juga hadir
kepada yang hilang ingin dikenang
kulantunkan nyanyi sembari ingat
sebentuk senyum sapa yang ramah
hatimu
harapku dulu, tempat berteduh
tempat bersemayam kalimat-kalimat rayu
kini, tak lagi ruang tersisa
~coba pahami:
kutemui kini
diriku sendiri-menyendiri
diluar pagar harapan berkibar
larut dengan irama juang jalanan
daun, sehelai saja yang runtuh
ikhlas korbankan diri
demi tanah pertiwi
biar subur dan rakyat makmur
Tuesday, June 5, 2012
kembali jadi saksi
berpikir...
setiap hari memandangi orang yang kehilangan jati diri
mendengar tentang murahnya harga diri,
atau bahkan gratis sama sekali
kenyataan lebih absurd dari mimpi dan prasangka,
inilah drama parodi badut-badut "hipokrit"
kawan,
kita saksikan
nanti kita ceritakan-pertanyakan
tentu
dihadapan Tuhan
setiap hari memandangi orang yang kehilangan jati diri
mendengar tentang murahnya harga diri,
atau bahkan gratis sama sekali
kenyataan lebih absurd dari mimpi dan prasangka,
inilah drama parodi badut-badut "hipokrit"
kawan,
kita saksikan
nanti kita ceritakan-pertanyakan
tentu
dihadapan Tuhan
Subscribe to:
Posts (Atom)