orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Pramoedya Ananta Toer)

About Me

My photo
seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki

Anda pengunjung ke:

Friday, June 28, 2013

Kegelisahan dan kebingungan

Orang bilang hidup adalah pilihan, setiap pilihan adalah permainan, orang sering bicara betapa mengerikan neraka sekaligus betapa nyaman kehidupan di surga, tapi saya seringnya berpikir "apa gunanya hidup di surga jika penuh dengan kebencian, intrik dan hujatan? Jika hidup di neraka ada kenyamanan dan ketentraman?"

Tidak ada alasan yang dapat dijelaskan untuk pikiran ini selain kenyataan yang kita jumpai, kenyataan yang selalu sibuk dengan hujat-menghujat, kenyataan tentang bagaimana kita diperlakukan, entah sebagai apa?. Jika hidup adalah suatu pementasan drama, maka tinggal pilih jadi antagonis, protagonis atau sekedar jadi figuran, yang pasti tidak pernah untuk menjadi penonton.

Bagaimanapun perlakuan masih dapat diterima sepanjang tidak menghadapi mentalitas kerdil, itu prinsipnya. Sebagaimana filosofi jawa yang berkata "Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake"~Kekayaan diri bukan (hanya) dari harta, kekuatan memang sudahlah ada yaitu kesadaran dan kesabaran, menjalani perang walau sendirian, ketika menang tidak merendahkan yang dikalahkan.


Senantiasa mempersiapkan diri untuk tetap menjadi revolusioner, selalu bersiap untuk perubahan sebab hidup tidaklah stagnan, tiap kali harus hijrah.
_______________ _________________ __________________ ________________
Inilah yang tersembunyi dalam hati, diorama kehidupan yang tidak pernah saya mengerti dalam upaya saya berdamai dengan keadaan selalu saja bersambut dengan hujat-caci dan kebencian. Bukan karena tidak memiliki catatan harian saya menulis ini dalam blogger, tapi kebingungan tindakan-tindakan yang selalu merendahkan yang hampir-hampir tidak pernah saya lawan~sebab ada kesadaran bahwa tidak terdapat sama sekali bagi saya suatu hak untuk membela diri, dan sadar pula bahwa kesepian adalah derita hingga mati.

kuasa... kuasa... kuasa apalagi? Apalagi yang hendak mereka kuasai? Tiada sedikitpun keinginan saya untuk mengganggu-berseteru (senantiasa pergi-lari menghindar) sedang diri selalu bersiap hijrah, bersiap menghadapi perubahan... yang mematikan sekalipun...

No comments:

Post a Comment