orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Pramoedya Ananta Toer)

About Me

My photo
seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki

Anda pengunjung ke:

Wednesday, April 25, 2012

Ya sudah

Air jernih mengalir
ya tiada mengapa

sejuk angin berhembus
ya biar

purnama melambung pelan-perlahan
tak resah sebab karenanya malam jadi indah,
seindah rasa yang dulu (pernah) datang
~kini; redup, hilang
ya tiada mengapa,
biar kubawa diam

masih juga menunggu puncak malam
diiring nada lewat tarian jemari
coba (ku)nikmati (ke)sepian ini
hanya sendiri
diantara segala yang berlalu
ya tiada mengapa

jembatan kayu jadi saksi bisu
langkah(ku) kian ragu
sedang didepan sana sang saka
berkibar malu-malu
"tersalamkan kedaulatan penuh persahabatan
  kepada seluruh bangsa di dunia:
  kami, ya Indonesia, masih ada"
setapak jalan jadi persemaian kuncup-kuncup bunga bangsa
ya, bangsa, bangsa yang besar

guguran daun cemara
bikin subur tanah air yang entah milik siapa
ya sudah

hampir malam buta
sepi semakin menjadi
ya sudah

biar nikmat setiap duka
(ku)titip rindu-cemburu dalam do'a

dan kata-kata ikut berlalu
ya sudah
masih tersisa kata sekedarnya saja
sekedar untuk nanti
untuk nyatakan

malam melambat
(ke)sepian semakin rekat tersemat
ya sudah
tiada mengapa

kesendirian adalah kehadiran


(pinus dan cemara seakan jadi pilar-pilar yang tegar diantara keheningan malam, sepasang sepatu lusuh berdebu jadi tambah letih untuk selalu menjauh dari kerlip lampu-lampu yang menyala satu persatu menyambut malam. Meja kayu dan kursi batu, secangkir kopi hangat tawarkan aroma tuk sekedar hiasi rindu, lalu unggun perlahan padam, isyaratkan tuk selalu diam dalam kesendirian. Ya sudah, semoga saja tersampaikan salam segenap rindu~sedang langkah semakin ragu)

No comments:

Post a Comment