orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Pramoedya Ananta Toer)

About Me

My photo
seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki

Anda pengunjung ke:

Monday, March 15, 2010

Melukis Wajahmu

(i)

Waktu seakan membeku

ketika kerlip mata itu datang melintas

Guntur terdengar malu bergemuruh

angin berhembus nakal

mengibaskan rasa berganti rindu

ada segurat warna yang tergores mesra

Dibawah rindang pohon cerry kutulis sajak ini

hanya untuk kembali tuangkan asmara

yang kerap membuat hati gelisah

hanya untuk tuangkan bisunya rasa

yang tersimpan dalam sepi

hanya untuk melempar jauh

rindu yang tumbuh

biar bertebar hilang

Senyummu melekat erat

tergambar jelas dalam hati yang merindu

Daun-daun ranggas berguguran

mendung semakin tebal

pertanda akan turun hujan

rinduku semakin menghujam

(ii)

Sepi tak lagi berarti

saat canda kembali terbaca

Hadir pula binar mata yang datang menyapa

memberi teduh dalam kegersangan malam

Betapa harum aroma kopi

mengalir lembut memberi nikmat

seperti meminum rindu yang kau beri

(iii)

Di tepi malam

kembali berkelana aku mencari gambarmu

menuangkan warna dan guratan-guratan yang ku rindu

kusapukan garis-garis agar merona

memercikan butir-butir kalimat tuk lukiskan wajahmu

Maaf atas kelancangan mimpi-mimpiku

yang tersembunyi di sudut hati

yang tak pernah kau hiraukan

Kita berdiri di musim yang sama

mengalir seirama asmara yang ku derita

(iv)

Kini aku berteduh pada rindangnya alam
kembali mencari gambar senyummu
seakan sedang menguaskan wajah ayu
pada sebidang kanvas rindu
menabur biru dan sedikit merah agar merekah

Ah, aku kembali melayang ringan
seperti asap putih tipis
lalu larut dan menghilang

Kini, apa beda keindahan dan keajaiban?
jika keduanya ada bersemayam dalam dirimu

Hampir semua kalimat tertulis hanya untuk menghadirkanmu
hampir, belum sepenuhnya
dan kembali kugoreskan tinta biru
yang selalu bercerita tentang rindu

(v)

Kita berdiri di bawah langit yang sama hitam

dapat kau lihat purnama datang mengintip

seakan menyibak tirai mendung

lihatlah, betapa perkasa ia disana

sama seperti cahaya wajahmu

yang mampu menuntunku kembali mengenal cinta

bintangpun redup oleh bening mata yang berkilau

Sudah seharusnya aku berterimakasih atas kehadiran cintamu

tak ada yang dapat kuberikan

hanya mampu katakan:

terima kasih atas cintamu

(vi)

Satu episode berjalan lambat
tapi berakhir cepat
meski waktu masih panjang membentang

Senyummu masih terlihat hangat
tiada keresahan menyertainya
itulah yang ku harap:
bertemu senyummu yang selalu hangat

Sudah terlampau jauh
untuk kembali pada kalimat awal
dan perjalanan ini terasa melelahkan
meski belum setengah jalan
ingat! waktu masih panjang
dan aku terus saja melangkah
mencari bayang mata yang berbinar manja

(vii)

bunga – bunga rumput

ungu warnanya

basah oleh hujan yang tadi datang

ada kupu terbang melayang

mentari menyaputkan hangat sinarnya

senyummu kembali datang

(viii)

aku tiada menulis pada sebuah kaca

penaku menari pada selembar angan

biarlah hati ini bermain dengan bayangmu

bermain dengan sikapmu

hingga lelah tersungkur merindu

penaku masih menari

mengalirkan kalimat

gambarmu dalam hatiku

diantara diam angan ada harapan

semoga esok langkah kita bertemu

sajak ini hanyalah kisah rinduku

tiada bermaksud untuk merayu

datanglah biarpun hari hujan

kan kusajikan seluruh rinduku hanya untukmu

langkahkan kaki itu

biarkan membekas dalam kisah

bukalah hati hanya untukku

hujanpun akan tahu

bahwa kau dan aku bertemu

(ix)

merajut selembar bayang ayu dalam kalbu

ada segurat senyum melekat hangat

ingin kudekap

peduli langit meratap

sebab ada cinta

bersatulah rindu dengan angin

hembusannya sejuk

mengusik batang – batang padi

langit lembut pesona hadirmu

jernih mentari pijar hangat tatapmu

sejuk kau beri aku senyum

inilah soneta asmara

terlukis indah gambaran cinta

bernada dalam warna dan kata

sayang, mari berdansa

No comments:

Post a Comment