bilakah kawan sengaja pergi
menghindar
tiada mengapa
diri nikmati sepi yang kawan beri
About Me
- Yoehan Rianto Prasetyo
- seorang guru, peminum kopi, pembaca buku yang suka berjalan kaki
Anda pengunjung ke:
Friday, September 30, 2011
sadar (rindu) ku
sebaris kenangan menghampar diujung rindu
kelopak asmara gugur
jatuh menghujam
tanah jadi subur
ada senyuman datang membayang
hiasi cakrawala malam
hingga kusadar: aku sendirian
nikmati kerinduan
sadar
kehadiranmu masih kuharapkan
sebaris kenangan
padamu rindu kualamatkan
kelopak asmara gugur
jatuh menghujam
tanah jadi subur
ada senyuman datang membayang
hiasi cakrawala malam
hingga kusadar: aku sendirian
nikmati kerinduan
sadar
kehadiranmu masih kuharapkan
sebaris kenangan
padamu rindu kualamatkan
Wednesday, September 28, 2011
dialektika dan shalawat
dialektika tiga hentakan
antinomi Kant jadi melebar
Newton menemukan hukum sosialnya
bagi Hegel semua ini adalah proses yang mati
proses mati yang mereduksi setiap batas
menerabas-mempertanyakan batas rasio
dialektika tiga hentakan
Tan Malaka menerjemahkannya dalam madilog:
waktu
pertentangan
timbal balik
dan pertalian
dialektika tiga hentakan
komunikasi dua arah yang mencari jawab
dicarinya lewat tiga hentakan
Marx mereduksinya-mencerabutnya
menyumbangkan sejarah kedalamnya
menjadikannya sebagai hukum antar keterkaitan
dan
kita temui tiga hukum berlaku:
perubahan
oposisi
dan negasi dari negasi
lain waktu,
KH Bisri Mustofa berkata pada anaknya:
"apalagi shalawat, begitu nama Kanjeng Nabi (Muhammad)
kamu sebut
kesulitan yang kamu tidak bisa memecahkannya
akan terbuka makhraj yang kamu inginkan"
antara dialektika tiga hentakan dan shalawat
aku mengapung dilautan sepi
antinomi Kant jadi melebar
Newton menemukan hukum sosialnya
bagi Hegel semua ini adalah proses yang mati
proses mati yang mereduksi setiap batas
menerabas-mempertanyakan batas rasio
dialektika tiga hentakan
Tan Malaka menerjemahkannya dalam madilog:
waktu
pertentangan
timbal balik
dan pertalian
dialektika tiga hentakan
komunikasi dua arah yang mencari jawab
dicarinya lewat tiga hentakan
Marx mereduksinya-mencerabutnya
menyumbangkan sejarah kedalamnya
menjadikannya sebagai hukum antar keterkaitan
dan
kita temui tiga hukum berlaku:
perubahan
oposisi
dan negasi dari negasi
lain waktu,
KH Bisri Mustofa berkata pada anaknya:
"apalagi shalawat, begitu nama Kanjeng Nabi (Muhammad)
kamu sebut
kesulitan yang kamu tidak bisa memecahkannya
akan terbuka makhraj yang kamu inginkan"
antara dialektika tiga hentakan dan shalawat
aku mengapung dilautan sepi
Tuesday, September 27, 2011
sajak anak kembara
merangkum rasa dalam bait kata
menyimak tiap inci luka
berkatalah sang anak kembara:
nyanyiku sumbang
tercecer bersama debu
disetiap ruas trotoar dan emperan
titik-titik nada duka
menggema dalam simponi tanya
"hadirkah warna-warna tabah
disetiap langkah?"
daun pertama gugur
tiada berpayung mendung
anak kembara melangkah
cari sebait cinta
menyimak tiap inci luka
berkatalah sang anak kembara:
nyanyiku sumbang
tercecer bersama debu
disetiap ruas trotoar dan emperan
titik-titik nada duka
menggema dalam simponi tanya
"hadirkah warna-warna tabah
disetiap langkah?"
daun pertama gugur
tiada berpayung mendung
anak kembara melangkah
cari sebait cinta
Monday, September 26, 2011
aku ini (itu)
orang Jawa bilang
aku
"grudag grudug, sludar sludur"
orang Madura juga bilang
aku
"taretan dalem se kerras, paakerres"
tapi apalah
ini hanya aku
sebagaimana matamu menerjemahkan
itulah aku
sebaris nama warisan bapakku
[lokana daghing bisa ejhai, lokana ate' tada' tambhana kajabhana ngero' dara... nanging sumarah mawon nggih...(cultural confus)]
aku
"grudag grudug, sludar sludur"
orang Madura juga bilang
aku
"taretan dalem se kerras, paakerres"
tapi apalah
ini hanya aku
sebagaimana matamu menerjemahkan
itulah aku
sebaris nama warisan bapakku
[lokana daghing bisa ejhai, lokana ate' tada' tambhana kajabhana ngero' dara... nanging sumarah mawon nggih...(cultural confus)]
Friday, September 23, 2011
menerima segala
seperti rumput
sekedar pasrah
diguncang cuaca
ada angin lewat
tetap saja
hanya diam
mengadu rasa
siang menghujamkan terik
tiada mengapa
esok
pastilah embun datang
membawa kesegaran
nista busanaku
jika kata
tiada cukup untuk menghina,
senantiasa
diri persilahkan
tanamkan belati diulu hati
diri pasrah menerima segala ucap hina
tiada mengapa
digerbang ajal kita akan saling bertegur sapa
sekedar pasrah
diguncang cuaca
ada angin lewat
tetap saja
hanya diam
mengadu rasa
siang menghujamkan terik
tiada mengapa
esok
pastilah embun datang
membawa kesegaran
nista busanaku
jika kata
tiada cukup untuk menghina,
senantiasa
diri persilahkan
tanamkan belati diulu hati
diri pasrah menerima segala ucap hina
tiada mengapa
digerbang ajal kita akan saling bertegur sapa
Thursday, September 22, 2011
pesan
kotamu hening tertutup kabut
kabut yang diam merambat
kabut yang rapuh
cahaya terakhir menggeliat
dan gugur
tak lagi di langit
matahari lelap menyambut malam
sayang,
pasrahkan segala dalam do'a
ranting-ranting cuaca masih mengering
rindu hujan datang menyiram
betapa parah
cinta-asmara kita
melambung mabuk
terasing dilembar sejarahnya
cinta
yang kupungut dibalik sibuknya jaman
sayang,
pasrahkan segala dalam do'a
~sementara kau menanti dalam hening:
biarlah cinta ini menantang jaman
kabut yang diam merambat
kabut yang rapuh
cahaya terakhir menggeliat
dan gugur
tak lagi di langit
matahari lelap menyambut malam
sayang,
pasrahkan segala dalam do'a
ranting-ranting cuaca masih mengering
rindu hujan datang menyiram
betapa parah
cinta-asmara kita
melambung mabuk
terasing dilembar sejarahnya
cinta
yang kupungut dibalik sibuknya jaman
sayang,
pasrahkan segala dalam do'a
~sementara kau menanti dalam hening:
biarlah cinta ini menantang jaman
Monday, September 19, 2011
bersiap
gali lebih dalam lagi
sumur sinaba
agar terpuaskan dahaga diujung pancaroba
rawatlah dengan tabah
aras kembang yang bersemi
agar tiada redup melayu
lalu
bolehlah kita mulai lagi dialog
dipermukaan cangkir kopi
sekedar mencari makna cinta kasih
dalam kedamaian
sumur sinaba
agar terpuaskan dahaga diujung pancaroba
rawatlah dengan tabah
aras kembang yang bersemi
agar tiada redup melayu
lalu
bolehlah kita mulai lagi dialog
dipermukaan cangkir kopi
sekedar mencari makna cinta kasih
dalam kedamaian
Thursday, September 15, 2011
redup-marah, hilang arah
sekedar menangis
mengais yang entah
tak ada gairah
diri tiada rasa merdeka
mendung melintas berarak
rumput-lumpur diam
pada cakrawala
jerit kualamatkan:
ini aku!
Bidiklah
dan
sehabis hujan
akan kau temukan
jasad kaku diatas tanah basah
mengais yang entah
tak ada gairah
diri tiada rasa merdeka
mendung melintas berarak
rumput-lumpur diam
pada cakrawala
jerit kualamatkan:
ini aku!
Bidiklah
dan
sehabis hujan
akan kau temukan
jasad kaku diatas tanah basah
sajak antara (kau dan aku)
baru sekali ini ingin kutulis
sajak antara kau dan aku
maaf aku marah
bukan ingin
hanya sekedar resah:
aku tiada jua mampir dihatimu (ya ampun)
lupakan saja
kita coba mulai yang baru
tapi
tetap saja
kata tersedak oleh amarah
bukan asmara~astaga!
Baiklah
kita kembali pada yang mula
namun kita tiada jumpa
biarlah
akan selalu kucoba
meski sajak ini tiada mungkin sempat kau baca
akan selalu kucoba
menulis sajak antara kau dan aku
hingga ku temukan kata
tempat kita berjumpa
sajak antara kau dan aku
maaf aku marah
bukan ingin
hanya sekedar resah:
aku tiada jua mampir dihatimu (ya ampun)
lupakan saja
kita coba mulai yang baru
tapi
tetap saja
kata tersedak oleh amarah
bukan asmara~astaga!
Baiklah
kita kembali pada yang mula
namun kita tiada jumpa
biarlah
akan selalu kucoba
meski sajak ini tiada mungkin sempat kau baca
akan selalu kucoba
menulis sajak antara kau dan aku
hingga ku temukan kata
tempat kita berjumpa
Tuesday, September 13, 2011
sajak pendek untuk anak merdeka
senyummu adalah tanda
tapi apa?
Ingin sekali kudengar suara
maka teriaklah sekali lagi
wahai anak merdeka
Makam seorang pejuang
Pada sepetak makam tempat kesunyian dilahirkan
itu semangat berkibaran
ditimpuk serapah
debu kesibukan bertebar
tiada mata sepasang sudi memandang
nisan
sekedar pengingat bahwa mereka pernah berjuang
hingga jaman kembali mengancam
kesunyian ini tuan
adalah irama perjalanan
itu semangat berkibaran
ditimpuk serapah
debu kesibukan bertebar
tiada mata sepasang sudi memandang
nisan
sekedar pengingat bahwa mereka pernah berjuang
hingga jaman kembali mengancam
kesunyian ini tuan
adalah irama perjalanan
Saturday, September 10, 2011
dari sajakmu
malam
kurasakan penuh kedaulatan
kau, bacalah sajak yang kau tulis perlahan
akan kuiring dengan nyanyian
sajak yang kau tulis:
pelan-perlahan
seakan sadarkan aku dari igauan
kabut merayap pelan
sajak kau baca perlahan
aku petik nada dari dawai gitar
malam,
kurasakan penuh kedaulatan
kau catatkan segala kenangan
dalam sajak yang kau baca perlahan
aku iringi dengan nyanyian
rayakan malam penuh kedaulatan
ranting-ranting mengering rindu hujan
kau, bacalah sajakmu perlahan
kuiringi dengan nyanyian
kurasakan penuh kedaulatan
kau, bacalah sajak yang kau tulis perlahan
akan kuiring dengan nyanyian
sajak yang kau tulis:
pelan-perlahan
seakan sadarkan aku dari igauan
kabut merayap pelan
sajak kau baca perlahan
aku petik nada dari dawai gitar
malam,
kurasakan penuh kedaulatan
kau catatkan segala kenangan
dalam sajak yang kau baca perlahan
aku iringi dengan nyanyian
rayakan malam penuh kedaulatan
ranting-ranting mengering rindu hujan
kau, bacalah sajakmu perlahan
kuiringi dengan nyanyian
aku hancur tapi hidup
aku hancur memang
tapi
aku sedang bertahan untuk hidup
aku bertahan agar kau puas
hancurkan aku berkali-kali
dan
hidup adalah sekumpulan ironi:
aku hancur tapi tak mati
tapi
aku sedang bertahan untuk hidup
aku bertahan agar kau puas
hancurkan aku berkali-kali
dan
hidup adalah sekumpulan ironi:
aku hancur tapi tak mati
Wednesday, September 7, 2011
sekedar kubalas pesan dari sajakmu
ku sambut kehadiranmu dengan penuh luka
lewat aksara yang ku eja
pelan
perlahan
padamu hatiku mulai tertahan
sajak untuk sebuah nama
pada selembar dinding,
tempat senantiasa kita mengembara
kuhamburkan aksara
sekedar luapkan rasa
dan kau tiada,
kau tak segera membaca
ini rasa ingin kuteriakkan
pada awan hitam berarak
aksara
untuk sebuah nama
kau tetaplah membaca
sajak sebuah penerimaan
seperti yang kau harap:
iklasku menyambut hadirmu
dan hatiku ini masih sepi
menyendiri
tunggui hadirmu
masihkah aku kau paksa
menulis sajak cinta?
Sedang kau pun mengerti benar:
kau telah ku terima
dengan hati yang terbuka
iklasku menyambut hadirmu
dan hatiku ini masih sepi
menyendiri
tunggui hadirmu
masihkah aku kau paksa
menulis sajak cinta?
Sedang kau pun mengerti benar:
kau telah ku terima
dengan hati yang terbuka
Friday, September 2, 2011
sajak kecil tentang perjalanan
kita masing-masing berlayar
mengarungi samudera sepi
seakan mencari titik mula kita berjumpa
Subscribe to:
Posts (Atom)