selembar daun telah gugur
pertanda musim kian renta
kita duduk mengawasi kabut mendung
perlahan menutup kota diam,
perlahan pula kita sadari akan suatu ketika,
suatu ketika yang telah lama kita kenal:
kau menghimpun ranting-aku menulis sajak
hening kita diam tanpa tegur sapa
~ketika itu, kau ada dimana?
Aku sedang coba menyusup dalam otak dan hatimu
tapi, kita tetap saja diam
lembayung senja berwarna merah
masih juga kita awasi mendung yang perlahan turun
didepan sana kota diam~mungkin sedang basah,
hujan senantiasa menyiram
kita tetap diam
hanya sajak bercerita
tentang hati yang karam
No comments:
Post a Comment