memang sudah niat, selepas senja tadi ingin kembali nengok catatan, ada beberapa belum terselesaikan, selebihnya masih dalam bentuk konsep. Seperti biasa, yang berhasil dan yang hebat-hebat langsung masuk mengisi buku harian, nanti juga terbaca setelah aku wafat, atau~dengan sedikit nekat dipublikasikan lewat blog atau group di facebook. Berat memang bertindak sebagai seorang 'Lone rangers' di negeri yang mewarisi segala bentuk tradisi feodalism ini. Ada satu sajak yang sudah dua tahun belum juga dapat dirampungkan, ngambang, sebenarnya semacam pesan untuk seorang, tapi untuk saat ini sudah tidak ada gunanya. Saya coba untuk menyelesaikannya tapi percuma, rasanya 'buntu' jadi percuma untuk dilanjutkan, memang sudah nasibnya sajak yang satu ini hanya sekedar sepenggal, sama seperti sepenggal episode asmara yang belum rampung~dilanjutkan, percuma. Ini sajaknya:
ada selembar bayang melambung diantara awan
kotamu berwajah gersang-suram
sayang, semoga asmara bukan lukisan muram
No comments:
Post a Comment